Burung murai batu (Copychus malabaricus)
adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal
memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan
sangat bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar dari
suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat
aktraktif.
+Habitat
MENU LAIN DI HALAMAN BURUNG MURAI BATU
+Cara memilih bahan burung murai batu yang baik
Untuk murai batu borneo, secara umum mengembangkan bulu sampai hampir menyerupai bola (bulat) dimulai dari bulu bawah leher sampai dubur. Sedangkan murai batu Sumatera tidak mengembangkan bulu, atau kalau mengembangkan bulu hanya sebatas perut ke bawah.
Jadi memang, burung murai batu Sumatera pun ada yang mengembangkan bulu ketika bernyanyi, tetapi hanya mengembang pada bagian perut ke bawah.
Lantas bagaimana membedakannya kalau sedang tidak berbunyi?
Anda bisa melihat dari rona warna coklat di bagian dada sampai dubur. Burung murai batu borneo warna coklatnya cenderung kekuning-kuningan/ cerah. Sedangkan untuk murai batu sumatera agak gelap.
Sedangkan untuk burung yang masih muda/trotol tetapi panjang ekornya sudah mencapai sekitar 3 cm, bisa dilihat dari jarak antara ujung bulu ekor yang putih dengan yang hitam. Untuk burung murai batu borneo, ujung ekor putih dan hitam cederung dekat. Sedangkan murai batu sumatera, cenderung jauh; atau ekor yang berwarna hitam terlihat tumbuh pesat meninggalkan bulu putih.
Jarak antara ujung ekor hitam dan putih ini juga bisa untuk menandai apakah seekor murai batu berasal dari Kalimantan atau Sumatera ketika dia dalam masa mabung. Pertumbuhan bulu putih dan hitam hampir sama pada murai batu borneo, sedangkan pada murai batu sumatera, bulu hitam lebih pesat tumbuhnya.
Meski demikian, tips yang saya berikan di atas tidak mutlak kebenarannya karena hal itu hanya berdasar pengamatan saya selama ini. Jika Anda menemukan hal yang berbeda, saya akan sangat berterima kasih untuk menerima masukan, saran dan kritik Anda.
+ Perawatan dan setelan harian burung murai batu
+ Penanganan murai batu kondisi drop
BURUNG MURAI BATU
Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Passeriformes
Family: Muscicapidae
Genus: Copsychus
Species: C. malabaricus
Binomial name
Copsychus malabaricus
Synonyms
Kittacincla macrura
Cittocincla macrura
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Passeriformes
Family: Muscicapidae
Genus: Copsychus
Species: C. malabaricus
Binomial name
Copsychus malabaricus
Synonyms
Kittacincla macrura
Cittocincla macrura
Jenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm.
- Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
- Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
- Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
- Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
- Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
- Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
- Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.
Selain dari 8 sub-spesies murai batu di atas, masih ada murai batu yang berasal dari negeri tetangga, yaitu :
- Murai batu Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 – 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
- Murai batu Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 – 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
- Murai batu Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.
Murai batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sebagai berikut:
- Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),
- Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),
- Copsychus niger (White Vented Shama)
- Copsychus cebuensis (Black Shama).
- Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama) .
Subspecies, ciri-ciri dan penyebarannya
A. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama) terdiri dari 19 sub-species:
- Copsychus interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)
- Copsychus stricklandii (Sabah, Kalimantan)
- Copsychus andamanensis (Andaman, Nicobar)
- Copsychus albiventris (Andaman)
- Copsychus indicus (Nepal, Indochina)
- Copsychus pellogynus (Myanmar, Peninsular)
- Copsychus minor (Hainan-China)
- Copsychus mallopercnus (Malaysia)
- Copsychus javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
- Copsychus omissus
- Copsychus barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
- Copsychus leggei (Sri Lanka)
- Copsychus malabaricus (India)
- Copsychus macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
- Copsychus tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
- Copsychus melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
- Copsychus suavis (Sarawak, Kalimantan)
- Copsychus mirabilis (Prinsen Island)
- Copsychus nigricauda (Kangean Island)
B. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama) terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
- Copsychus luzoniensis (Luzon, Catanduanes)
- Copsychus parvimaculatus (Polillo)
- Copsychus shemleyi (Marinduque)
- Copsychus superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao).
C. Copsychus niger (White Vented Shama): Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in Philippines).
D. Copsychus cebuensis (Black Shama): Hidup di wilayah Cebu Philippines.
E. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama): Penyebaran di Way Kambas, Thailand, Malaysia dan Borneo.
Gambar beberapa jenis/sun-spesies murai batu (sumber gambar: planet burung)
+Ciri jantan dan betina burung murai batu
Ciri jantan dan betina murai batu dewasa
sebenarnya mudah dibedakan. Untuk murai dengan sub-spesies yang sama,
maka untuk warna bulu jantan lebih mengkilat. Hitamnya hitam pekat
kebiruan (berkilau, nyambeliler, seperti berhologram), sedangkan warna
merahnya atau coklat, terlihat tajam kontras dengan warna di sebelahnya
(hitam atau putih).
Murai batu yang satu sub-spesies, ekor jantan lebih panjang ketimbang betinanya. Sedangkan lagunya, jantan lebih bervariasi.
Diasumsikan murai batu bakalan adalah murai batu tangkapan hutan yang belum makan voer dan harganya juga relatif murah.
Yang perlu anda perhatikan dalam pemilihan ini adalah:
- Mata: Hindari membeli murai batu yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak, yaitu selaput berwarna putih pada bola mata. Jika murai batu sudah katarak, resiko murai batu tersebut menjadi buta sangat tinggi sekali.
- Ekor: Cari murai batu yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini selain enak dipandang, juga akan membuat murai batu memainkan ekornya pada saat ditrek. Hindari juga membeli murai batu yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu bagaimana bentuk dan jenis ekor dari murai batu tersebut, jika ekornya sudah tumbuh kembali.
- Bulu Dada: Kebanyakan murai batu memiliki bulu dada berwarna coklat, Tapi jika Anda mendapatkan murai batu dengan bulu dada cenderung berwarna kekuningan, maka itu rezeki Anda. Murai batu bakalan dengan warna bulu dada seperti ini, biasanya cepat berbunyi dan cepat juga jadi.
- Usia: Jangan pernah menilai usia murai batu hanya berdasarkan pengamatan pada kaki, ini bisa menipu calon pembeli. Murai batu bakalan muda mempunyai tanda bulu yang masih berbintik cokelat di bagian sayap sebelah luar maupun sayap sebelah dalam.
- Perilaku: Jika ada murai batu bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan berusaha mematuk-matuk jari tangan, inilah murai batu dengan mental berani.
- Bentuk paruh: Sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
- Bentuk kepala: Pilih yang berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
- Postur badan: Pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
- Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
- Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
- Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.
- Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
+Tips membedakan murai batu Borneo/Kalimantan dan Sumatera
Banyak penghobi yang bingung mengidentifikasi murai batu dari Borneo
dan Sumatera, jika tidak sedang berbunyi. Kalau dalam kondisi berbunyi,
memang mudah membedakannya, yakni dengan melihat pengembangan bulu pada
body.Untuk murai batu borneo, secara umum mengembangkan bulu sampai hampir menyerupai bola (bulat) dimulai dari bulu bawah leher sampai dubur. Sedangkan murai batu Sumatera tidak mengembangkan bulu, atau kalau mengembangkan bulu hanya sebatas perut ke bawah.
Jadi memang, burung murai batu Sumatera pun ada yang mengembangkan bulu ketika bernyanyi, tetapi hanya mengembang pada bagian perut ke bawah.
Lantas bagaimana membedakannya kalau sedang tidak berbunyi?
Anda bisa melihat dari rona warna coklat di bagian dada sampai dubur. Burung murai batu borneo warna coklatnya cenderung kekuning-kuningan/ cerah. Sedangkan untuk murai batu sumatera agak gelap.
Sedangkan untuk burung yang masih muda/trotol tetapi panjang ekornya sudah mencapai sekitar 3 cm, bisa dilihat dari jarak antara ujung bulu ekor yang putih dengan yang hitam. Untuk burung murai batu borneo, ujung ekor putih dan hitam cederung dekat. Sedangkan murai batu sumatera, cenderung jauh; atau ekor yang berwarna hitam terlihat tumbuh pesat meninggalkan bulu putih.
Jarak antara ujung ekor hitam dan putih ini juga bisa untuk menandai apakah seekor murai batu berasal dari Kalimantan atau Sumatera ketika dia dalam masa mabung. Pertumbuhan bulu putih dan hitam hampir sama pada murai batu borneo, sedangkan pada murai batu sumatera, bulu hitam lebih pesat tumbuhnya.
Meski demikian, tips yang saya berikan di atas tidak mutlak kebenarannya karena hal itu hanya berdasar pengamatan saya selama ini. Jika Anda menemukan hal yang berbeda, saya akan sangat berterima kasih untuk menerima masukan, saran dan kritik Anda.
+Cara perawatan burung murai batu
Tempat/sangkar: Murai
batu bisa dipelihara dengan sangkar bulat maupun kotak. Untuk kotak
ukuran 50 x 50 x 75 cm sedangkan untuk bulat dengan diameter 50 cm atau
60 cm tergantung dari jenis murai batu yang kita pelihata apakah berekor
panjang atau pendek. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat
dengan kayu asam diameter 1,3 cm; bisa berbentuk palang bersusun mapun
leter T.
Untuk perawatan harian, murai batu tidak perlu dikerodng dan hanya dikerodong malam hari agar tidak kedinginan.
- Pakan: Hal
utama yang perlu diperhatikan dalam hal pakan adalah menu yang variatif
sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus,
selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap
vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C
dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L
Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu
bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D.
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan
mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang,
keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem
pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi
sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti
memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Yang termasuk mineral
yang diperlukan burung anis kembang adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Makanan yang sesuai untuk murai batu
- Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%). Belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung murai batu. Voer harus selalu tersedia di dalam cepuknya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.
- EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung murai batu yaitu: jangkrik, orong-orong, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.
+ Perawatan dan setelan harian burung murai batu
Perawatan harian untuk burung murai batu
relatif sama dengan burung berkicau jenis lainnya, kunci keberhasilan
perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini pola perawatan harian dan setelan harian untuk burung murai batu:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada kebiasaan masing-masing burung).
- Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan voer dan air minum.
- Berikan jangkrik 4 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan jangkrik secara langsung pada burung.
- Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung sejenis.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong jika akan dilakukan pemasteran. Jika tidak, pengerodongan tidak mutlak.
- Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat dimaster dengan suara master atau burung-burung master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu. Berikan Jangkrik 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
Penting
- Kroto segar diberikan 1 sendok makan maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
- Pemberian cacing diberikan 1 ekor 1x seminggu. Contoh setiap hari Selasa pagi.
- Pengumbaran di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
- Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum untuk menjaga kesehatan burung, dua-3 kali sepekan atau sesuai kondisi burung.
+ Penanganan burung murai batu over birahi
Salah satu ciri-ciri burung murai batu
yang terlalu birahi (over birahi) antara lain: agresif, bulu mengkorok,
nglowo (sayap turun) dan mematuk ornamen sangkar.
- Pangkas porsi Jangkrik menjadi 3 pagi dan 2 sore
- Lakukan pengembunan (jam 05.30-06.00)
- Berikan cacing 2 ekor 2x seminggu
- Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore
- Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja
- Berikan multivitamin untuk menstabilkan kondisi fisik.
+ Penanganan murai batu kondisi drop
- Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 5 pagi dan 5 sore
- Tingkatkan porsi pemberian koto menjadi 3x seminggu
- Berikan klabang 2 ekor seminggu sekali
- Mandi dibuat 2 hari sekali saja
- Burung diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung murai batu lain dahulu
- Berikan multivitamin
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu
mempersiapkan burung agar mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan
memiliki stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu
mengenal baik karakter dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan setelan lomba untuk burung murai batu:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 5 ekor pagi dan 4 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
- 1 Jam sebelum digantang lomba, burung dimandikan dan berikan jangkrik 3-5 ekor dan ulat hongkong 4-7 ekor.
- Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan jangkrik 2 ekor lagi.
Sebaiknya, mulai H-6 burung diisolasi. Jangan sampai melihat dan mendengar suara burung murai batu lain.
Perawatan dan setelan burung murai batu pasca lomba
Perawatan pasca lomba sebenarnya
berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung,
dengan pola perawatan dan setelan:
- Porsi EF dikembalikan ke setelan harian.
- Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah lomba.
- Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
+Perawatan dan setelan burung murai batu mabung
Mabung (Moulting) atau rontok bulu
merupakan siklus alamiah pada keluarga burung. Perawatan burung pada
masa mabung adalah menjadi hal yang sangat penting, karena apabila
perawatan yang salah pada masa ini akan membuat burung menjadi rusak.
Pada masa mabung ini, metabolisme tubuh burung meningkat hampir 40% dari
kondisi normal. Oleh karena itu, burung butuh asupan nutrisi yang
berkualitas baik dengan porsi lebih besar dari kondisi normal. Hindari
mempertemukan burung dengan burung sejenis, karena akan membuat proses
mabung menjadi terganggu.
Dampak dari ini adalah ketidakseimbangan hormon pada tubuh burung. Proses mabung juga berhubungan dengan hormon reproduksi.
Masa mabung (moulting) merupakan masa
yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan
digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total
protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa
mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein
dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri
atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins.
Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta
memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun
sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi makanan dengan
kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai
protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini
sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk
mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga
memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan
energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan
burung harus mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk
dapat mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi
yang diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali
lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat
misalnya penjelasan pada “Moulting in Bird” di situs vetafarm.com yang
menjadi referensi utama untuk tulisan mengenai masalah mabung ini).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa
mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, karena sangat kompleks. Umur
burung, musim saat mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus
perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau
kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diperlukan
untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino
yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin. Protein seperti itu
bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging dapat diberikan kepada
kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pemberian
suplemen makanan yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang
baik seharusnya mengandung berbagai vitamin dan mineral serta asam amino
untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan
normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung,
khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang
tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit –
Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan
virus polyoma adalah penyakit paling umum yang menyebabkan burung
kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan parasit dan
infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan bulu burung sulit
tumbuh.
* Gizi buruk –
Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya
produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya makanan
yang kurang gizi bisa menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas
(mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi –
penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh tidak sempurna
atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat pembasmi
cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini
akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa burung
mabung.
* Stres – Hal
ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan
manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu baru tidak bisa berkembang
sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
- Pertama-tama, menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
- Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
- Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melakukan semua hal di
atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas bulu Anda perlu
berbicara dengan dokter hewan khusus burung.
Cara Smart menggunakan BirdVit
Dalam kaitan dengan persoalan mabung
inilah disarankan kepada penghobi burung untuk memberikan burung asupan
tambahan, misalnya BirdMolting atau juga BirdVit untuk burung yang
sedang mabung. Cara ini lebih smart” sebab BirdVit adalah multivitamin
dan multimineral yang sangat diperlukan burung selama masa mabung.
BirdVit mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, seperti:
Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3
(Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Juga mangandung zat esensial seperti
D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu
bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate. BirdVit juga mengandung
mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium
sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan
cobalt sulfate.
Dengan demikian, selama kita menggunakan
BirdVit untuk menangani burung mabung, maka kita cukup memberikan porsi
pakan seperti sediakala tanpa khawatir burung kekurangan “energi masa
mabung”.
Sebab, memang benar energi yang
diperlukan burung ketika mabung bukanlah energi yang hanya akan
mengumpul menjadi lemak tetapi energi untuk pertumbuhan bulu seperti
asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan sistin.
Murai batu bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat bermasalah misalnya bulu mudah patah atau burung sakit-sakitan
seusai masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang.
Selain digunakan BirdVit, Anda bisa menyertakan pula BirdMineral.
Apa beda BirdMineral dan BirdVit?
Untuk diketahui, ada mineral dan vitamin
tertentu yang tidak efektif jika digunakan bersamaan. Akan saling
melemahkan. Karena keduanya sama-sama dibutuhkan burung dalam jumlah
yang proporsional, maka mineral dan vitamin tertentu hanya bisa dicampur
dengan komposisi dan volume tertentu.
Seperti diketahui di dalam BirdVit ada
sejumlah mineral yang sangat diperlukan burung. Namun kandungan mineral
di dalam BirdVit tidak sebesar di dalam BirdMineral karena selain
sebagai penjaga vitalitas burung, BirdMineral juga bersifat mengcover
atau mengobati.
Pola perawatan murai batu masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari lalu lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Mandi cukup 1x seminggu saja dan jemur maksimal 30 menit/hari atau kalau untuk penanganan ekstrim burung mabung, bisa dilakukan perawatan ekstem mabung.
- Jika Anda tidak menggunakan BirdVit atau BirdMineral, pemberian porsi EF diberikan lebih banyak karena sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel baru dan untuk pertumbuhan bulu baru. Misalnya: stelan jangkrik dibuat 5 ekor pagi dan 5 ekor sore, kroto 1 sendok makan setiap pagi dan cacing 2 ekor 3x seminggu
- Meski tidak menggunakan BirdVit dan/atau BirdMineral, pemberian multivitamin yang berkualitas yang dicampur di air minum 2x seminggu sangat perlu.
Lakukan pemasteran: Masa
mabung membuat burung lebih banyak pada kondisi diam dan mendengar.
Inilah saat yang tepat untuk mengisi variasi suara sesuai dengan yang
kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan karakter dan
tipe suara burung dengan suara burung master.
+PENANGKARAN BURUNG MURAI BATU
Meski saat ini semakin banyak saja orang
yang menangkarkan murai batu, tetapi prospek ke depannya tetap bagus.
Hal ini disebabkan stok pasokan murai batu dari hutan mulai menipis
karena terus dikuras, sementara peminat burung kicauan semakin hari
semakin banyak saja. Pada saat yang sama, banyak penghobi yang tidak
sabar untuk merawat murai hasil tangkapan hutan karena lama jinaknya,
dan karenanya harus menunggu setahun dua tahun untuk menikmati burungnya
secara maksimal, apalagi untuk dibawa ke arena lomba.
Sementara anakan murai batu hasil
penangkaran, selain kita bisa memilih anakan dari indukan-indukan
tertentu yang kita sukai, entah karena suaranya atau karena postur
tubuhnya, juga cepat bunyi. Bahkan ketika masih trotolpun sudah mulai
bisa dinikmati ngriwikannya. Selepas mabung, biasanya murai batu hasil
tangkaran dengan indukan yang bagus sudah mulai ngerol dan bahkan ada
yang sudah siap masuk arena lomba.
Untuk penangkar, kondisi ini memang
menguntungkan. Dan sejauh ini, tidak pernah ada cerita anakan murai batu
harganya jatuh. Minimal bertahan tetapi kecenderungannya naik terus.
Apakah dengan banyaknya penangkaran nanti tidak akan membuat harga burung
murai batu jatuh di pasaran? Saya yakin tidak. Sebab, semakin hari
semakin banyak orang yang mencari anakan-anakan murai batu dari indukan
bagus, dan para penangkarpun akan harus berlomba untuk mencari indukan
bagus. Artinya, kalau kita sudah bisa menangkar dengan indukan yang
kualitasnya “biasa saja”, tentu akan terpacu untuk mencari indukan
dengan kualitas bagus. Artinya, pemburu murai batu hasil tangkaran tidak
hanya penghobi tetapi juga penangkar yang sudah mapan atau para
penangkar pemula.
Tentu saja, agar kita bisa bertahan
menjadi penangkar murai batu yang produksinya selalu diburu oleh
penghobi, haruslah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas produk.
Selain diupayakan melalui pencarian indukan di arena lomba, juga bisa
dilakukan cross antar jenis murai batu. Misalnya, murai batu ekor
panjang untuk betina dan murai batu nias untuk pejantannya. Murai batu
nias terkenal punya tembakan-tembakan yang melengking dan kristal,
tetapi kurang disukai juri di arena lomba karena ekornya hitam semua.
Nah dengan mencoba menyilangkannya dengan murai batu jenis lain,
diharapkan akan menghasilkan anakan dengan suara kualitas nias tetapi
dengan ada warna putih di ekornya.
Untuk memulai penangkaran, tentunya kita
sudah harus menyiapkan kandang penangkaran. Kandang penangkaran murai
batu bisa dilihat contohnya pada gambar di bawah ini:
Keterangan:
A + B = lokasi untuk penempatan sarang;
dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga tempat biar burung memilih
sendiri mau bersarang di mana.
C = Atap tertutup
D= Atap terbuka (digunakan kawat strimin)
E= Wadah air (untuk mandi)
F= Lokasi/wadah pakan/air untuk minum
G=Tangkringan
Panjang x lebar x tinggi: Untuk
murai batu dan burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat
strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang
dan lebar = 90 cm; tinggi 180 atau 200 cm.
Bahan: bisa dari apa saja asal kuat.
Batas samping kanan-kiri dan belakang = dinding/ tembok atau papan yang tahan lama dsb.
Atas = bagian yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting dengan semua bagian kandang sudah tertutup kawat strimin.
Tangkringan = kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2 – 3 cm.
Papan tempat pakan (F) kayu yang kuat.
Keterangan:
A. Kawat strimin sehingga burung bisa terlihat dari luar untuk pengecekan.
B. Jendela untuk keluar masuk tangan mengganti air minum dan pakan.
C. Papan/tembok tertutup
D. Pintu untuk keluar masuk orang.
KOTAK SARANG
Berikut ini adalah kotak sarang, khususnya untuk burung MB. Bahan dari kayu yang kuat:
KERANGKA SARANG DAN PAKAN ANTI-SEMUT
Untuk tempat sarang dan juga tempat pakan anti-semut, bisa dibuatkan kerangka tersendiri seperti di bawah ini:
BAHAN PENYUSUN SARANG:
Di dalam kandang juga perlu disiapkan
bahan penyusun sarang berupa merang atau daun cemara/pinus. Sebagian
dimasukkan ke kotak wadah sarang untuk merangsang burung membikin sarang
dan sebagian besar lainnya diletakkan di lanyai kandang di tempat yang
kering.
Pemilihan indukan dan penjodohan
Sebagaimana pemilihan indukan untuk
burung penangkaran pada umumnya, maka untuk memilih indukan jantan,
pilih saja murai batu yang sehat, tidak cacat fisik dan gacor dengan
perkiraan usia di atas 2 tahun. Sedangkan betinanya, bisa dipilih yang
usia di atas 1 tahun, mulus dan sudah mau bunyi kalau didekatkan dengan
murai batu jantan. Pilihlah jantan dan betina yang jinak, dalam arti
tidak takut lagi dengan manusia. Soal asal murai batu, pilih sesuai
keinginan Anda. Bisa asal Lampung, Aceh atau dari manapun.
Untuk penjodohan, sama dengan proses penjodohan cucak ijo
pada artikel saya sebelumnya. Tetapi, oke, saya tulis ulang saja di
sini. Intinya, proses penjodohan bisa dilakukan dengan kandang
penjodohan, yakni sangkar bersekat yang sekatnya bisa kita ambil
sewaktu-waktu. Jika tidak punya sangkar sekat, bisa gunakan sangkar
harian biasa. Penjodohan dilakukan dengan selalu menempelkan sangkar si
jantan dan betina berdempetan. Dengan posisi ini, maka jantan yang sudah
birahi pada tahap awal akan selalu berkicau mengarah si betina. Si
betina juga akan menanggapi dengan siulan-siulan khas betina. Jika belum
mau berjodoh, betina akan menghindar dengan cara menjauh dan bersikap
cuek. Proses penjodohan ini bisa berlangsung lama atau sebentar
tergantung dari kondisi birahi masing-masing. Yang jelas, murai batu
betina yang sudah birahi, tanda-tandanya suka menggetar-getarkan sayap
dan selalu berusaha mendekat ke murai batu jantan.
Untuk membuat burung cepat jodoh, dia
biasanya melakukan hal sebagai berikut (lihat juga hal yang sama
dilakukan untuk penjodohan cucak ijo) :
1. Hari pertama diberi EF yang lebih dari
biasa, misal jantan betina diberi masing-masing 10 ekor jangkrik dan 10
ekor cacing dengan tujuan agar keduanya terpacu birahinya.
2. Hari kedua, jatah jantan tetap dan jatah betina dikurangi, misal 10 : 5, hal ini ditujukan untuk tetap menjaga birahinya.
3, Hari ketiga jatah jantan ditambah dan
jatah betina dihilangkan. Tujuannya pada saat si jantan birahi, dia akan
memainkan EF di mulutnya, dan pada saat yang bersamaan si betina
kelaparan karena tidak mendapat jatah makan, sehingga si betina akan
berusaha meminta jatah makan dari si jantan.
Proses ini bisa dilanjutkan untuk
beberapa hari ke depan. Lamanya tergantung burung itu sendiri, bisa
sehari, 2 hari atau mungkin 1 bulan belum jodoh.
Proses penjodohan seperti itu pula yang
biasa dilakukan para penangkar. Proses penjodohan ini dilakukan selama
hampir sebulan sampai jantan betina mau bercampur tanpa tarung lagi.
Kadang, ada juga penangkar yang langsung
memasukkan murai batu jantan dan betina dalam satu kandang penangkaran
tanpa proses penjodohan terlalu lama. Namun hal ini biasa dilakukan
ketika murai batu jantan dan betina sama-sama mabung sehingga tidak
agresif terhadap pasangan.
Berkaitan dengan penjodohan murai batu
ini, ada tips yang disampaikan Om Rudi Jambi yang sudah sukses menangkar
murai batu. Dalam tulisannya di forum KM, Om Rudi menulis seperti di bawah ini.
1. Agar proses penjodohan lebih mudah,
iapkan betina lebih dari 1 ekor, dekatkan dengan pejantan yang telah
diseleksi, baik dari kualitas suara, katuranggan maupun prestasinya.
Bila sudah ada yang tampak rajin bunyi, ngeleper-ngeleper sayapnya
sambil ngeriwik, itu pertanda si betina sudah birahi, pilih betina
tersebut, dekatkan dengan pejantan ditempat terpisah selama kurang lebih
3 hari.
2. Masukan ke dalam sangkar bersekat,
atau biasanya disebut kandang jodoh, atau bila tidak ada sangkar
bersekat boleh juga mengunakan sangkar biasa yang diletakan berhimpitan.
3. Harus dilakukan pengamatan secara
rutin, untuk memastikan jodoh tidaknya indukan pilihan tersebut.bila
sudah terlihat akrab, yakni sering terlihat berhimpitan meski masih
dibatasi sekat, baru masukan ke kandang penagkaran.
4. Amati perilaku indukan, amati terus
apakah si pejantan sudah benar-benar mau menerima pasangannya.
Tanda-tanda penjodohan yang sukses, apabila sepasang indukan sering
berduaan, sering kejar-kejaran, tapi bukan saling serang.sebaliknya bila
sang jantan mengejar dan menghajar betina, maka segera pisahkan kembali
pasangan tersebut, karna bila dibiarkan bisa berakubat fatal…yakni….
kematian pada sang betina…
5. Lakukan penjodohan alternatif, ulangi
kembali penjodohan dari tahap pertama selama 1 minggu, kemudian masukan
betina kedalam sangkar kecil dan masukan kedalam kandang besar,
sementara itu biarkan sang pejantan bebas didalam kandang penangkaran
dan merasa lebih berkuasa, langkah ini juga bertujuan mengurangi birahi
pejantan.
6. Ganti pasangan bila tidak mau jodoh,
ini merupakan alternatif terakhir dan mutlak dilakukan, yakni bila
pasangan tersebut tetap tidak bisa jodoh, ganti betina dengan betina
baru. Lakukan langkah-langkah penjodohan mulai dari awal sambil diamati
perkembangannya.
Nah, lagi-lagi tips saya tetap sama di
artikel penangkaran yang sudah saya tulis, yakni jika burung kita sulit
atau lama berjodoh, maka kita bisa menggunakan BirdMature. BirdMature
adalah produk untuk meningkatkan birahi burung secara cepat, terutama
untuk burung-burung penangkaran.
Menurut pengalaman penangkar murai batu,
salah satunya adalah Om Didik di Gresik (RR BF), murai batu betina usia
muda sudah bisa dijodohkan dan bisa berproduksi dan malah relatif
produktif ketimbang yang tua. Murai batu betina usia sekitar 8 bulan,
sudah bisa dijodohkan dan ditangkarkan. Sedangkan jantannya, tetap
menggunakan pejantan yang usianya lebih tua, minimal usia satu setengah
tahun.
Manajemen pakan pada penangkaran murai batu
Untuk masalah pakan, burung murai batu bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, kroto dan juga cacing. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.
Untuk masalah pakan, burung murai batu bisa saja diberikan dengan pola standar berupa voer, serangga, kroto dan juga cacing. Namun demikian pemberian pakan untuk burung penangkaran harus lebih banyak porsinya ketimbang burung untuk peliharaan harian.
Perlu diingat, pemberian asupan yang
tidak seimbang justru akan memperlama proses produksi. Penggunaan voer
untuk ayam broiler misalnya, memang meningkatkan jumlah protein, tetapi
pada saat yang sama jumlah lemaknya pun banyak. Padahal, burung
penangkaran yang kegemukan, akan sulit bereproduksi dengan baik. Begitu
juga dengan voer yang biasa digunakan untuk burung kicau harian, secara
umum sudah baik, namun kandungan mineralnya seringkali tidak bisa kita
pastikan karena banyak voer yang dijual tanpa disertai keterangan
komposisi isi yang memadai. Dalam kaitan inilah saya menyarankan ke
beberapa penangkar untuk memberikan multi vitamin dengan komposisi yang
pas untuk burung.
Multivitamin yang bagus setidaknya
mengandung vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6,
B12, C dan K3; zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic
Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D
Pantothenate. Untuk referensi ini, silakan baca tentang produk BirdVit.
Pada saat yang sama, burung di
penangkaran membutuhkan mineral yang komplit dan seimbang. Unsur Ca dan K
misalnya, harus benar-benar tercukupi sehingga proses pembuatan
cangkang telur bisa berlangsung dengan baik. Lebih dari itu, kekurangan
mineral pada burung akan menyebabkan beberapa kendala dalam penangkaran,
antara lain bulu lemah, tidak mulus, kusam; terkena rachitis
(tulang-tulang lembek, bengkok dan abnormal); paralysa (lumpuh); perosis
(tumit bengkak); anak burung mati setelah menetas; mengalami urat
keting (tendo); terlepas sendinya, tercerai (luxatio); paruh meleset,
kekurangan darah sehingga pucat dan lemah; tidak juga segera bertelur,
telur kosong, produktivitas rendah, dan daya tetas rendah, serta
kematian embrio tinggi. Untuk menghindari hal itu, ada baiknya Anda
mengetahui masalah mineral burung.
Masa mengeram
Seperti halnya penangkaran burung pada
umumnya, murai batu membutuhkan lingkungan yang tenang. Paling tidak,
harus terbebas dari gangguan predator (kucing, tikus dll). Sementara
untuk menghindarkan burung dari serangan penyakit yang berasal dari
parasit, maka kita harus memastikan kandang yang relatif bebas parsit
dan serangga pengganggu seperti semut dan kecoak.
Parasit pengganggu burung di penangkaran
ada macam-macam. Jika tidak ditangani secara serius, maka akan
menyebabkan betina tidak nyaman dalam mengeram. Akibatnya, burung tidak
tenang dan selalu turun dari sarang. Jika ini berulang terjadi, maka
dipastikan telur tidak bisa menetas karena tidak mendapatkan suhu
pengeraman yang stabil. Kadang-kadang, gangguan parasit juga menyebabkan
indukan berlaku agresif dan bisa mengobrak-abrik sarang, makan telur
sendiri, dan lain-lain.
Selama masa mengeram, ekstra fooding
perlu dikurangi dengan tujuan agar kedua burung tidak naik birahinya
yang juga sering menyebabkan mereka berlaku agresif baik terhadap
pasangan amupun terhadap telur yang sedang dierami.
Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung murai batu akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakannya.
Setelah usia pengeraman 14 hari, maka telur burung murai batu akan menetas. Untuk mengantisipasi masa menetas, maka mulai hari ke-12 pengeraman, Anda perlu meningkatkan jumlah ekstra fooding dan menyediakan kroto sebagai pakan pertama yang akan diberikan indukan kepada anakannya.
Manajemen anakan
Jika telur telah sukses menetas, maka
anakan murai batu bisa Anda petik antara usia 5-10 hari. Kalau kurang
dari 5 hari, kondisi burung terlalu lemah dan kadang menyulitkan kita
untuk menyuapkan pakan. Sementara jika lebih dari 10 hari, burung sudah
takut dengan manusia. Akibatnya, mereka takut disuapi dan pada saat yang
sama mereka belum bisa makan sendiri. Selanjutnya, ya bisa mati-lah
anak-anak murai batu.
Anak-anak murai batu bisa Anda letakkan
di wadah apa saja yang penting ada landasan dengan bahan yang sama
dengan yang dibuat untuk membuat sarang di kandang penangkaran. Untuk
landasan teratas bisa kita beri kapas agar lembut dan tidak melukai
anakan burung. Anakan di wadah khusus itu kemudian bisa Anda letakkan di
dalam kotak kayu atau kotak apa saja, dengan diberi lampu penghangat.
Sedangkan untuk pakan anakan murai batu
yang diambil pada usia 5-10 hari, Anda bisa menyiapkan kroto yang
benar-benar bersih dari kotoran dan bangkai semut. Suapkan perlan-pelan
dengan alat suap yang bisa Anda buat seperti penjepit yang terbuat dari
bambu. Atau Anda bisa membuat dengan bentuk apapun yang penting bisa
untuk menyuapkan kroto ke paruh burung anakan. Kroto yang akan Anda
berikan, perlu ditetes air sedikit sehingga memudahkan burung anakan
untuk menelannya.
Untuk burung-burung di atas usia 7 hari,
Anda juga bisa memberikan kroto yang dicampur dengan adonan voer. Untuk
memastikan kecukupan vitamin dan mineral anakan burung, Anda perlu
menambahkan BirdVit ke dalamnya.
Anakan burung pada usia 15 hari ke atas,
Anda sudah bisa mulai memberikan jangkrik kecil yang dibersihkan
kaki-kakiinya, dan dipencet kepalanya. Atau kalau untuk pemberian di
masa-masa awal, jangan disertakan kaki dan kepalanya. Lebih baik lagi
kalau Anda bisa memberikan jangkrik yang sedang mabung, yakni masih
lembut dan berwarna putih.
Ketika anakan burung sudah mulai
meloncat-loncat kuat di dalam boks sarang, Anda bisa memindahkannya ke
dalam sangkar gantung. Hanya saja perlu diingat, dasar sangkar gantung
tetap diberi landasan bahan yang sama dengan bahan pembuat sarang.
Tujuannya adalah mencegah kaki burung anakan cedera. Sementara untuk
tangkringan harus dibuat bertingkat agar burung juga belajar meloncat
antar tangkringan.
Sementara itu untuk manajemen indukan
pasca anakan diambil, Anda bisa menyetting pakan untuk indukan seperti
pada masa pasca penjodohan. Setelah anakan diambil, biasanya 7-10 hari
setelahnya, betina mulai bertelur lagi. Hal ini berulang terus dan akan
mengalami perubahan ketika burung mengalami masa mabung.
Selamat menangkar.
+PROBLEM UTAMA BURUNG MURAI BATU
1. Ngebatman, mbalon ketika diadu.
2. Ekor patah dan tidak tumbuh.
3. Mabung tidak tuntas.
4. Gampang mabung/rontok.
5. Nyekukruk tidak semangat
6. Tidak mau nagen atau nampil di lomba.
7. Turun tangkringan dan gelisah.
1. Ngebatman atau mbalon ketika diadu:
Pertanda burung drop secara mental. Pemulihan perlu waktu lama dengan
cara dikarantina dan bebas dari suara murai batu lain. Lama karantina
kadang perlu sampai masa datangnya mabung lagi. Namun bisa saja lebih
cepat dengan cara berikan jangkrik sebanyak burungnya mau. Bisa bahkan
sampai 10 ekor kalau masih mau diberikan saja. Untuk obat-obatan tidak perlu, tetapi bisa diberikan BirdVit dan BirdMineral untuk terapi multivitamin dan mineral standar.
2. Ekor patah dan tidak tumbuh:
Pastikan bahwa bulu patahan di bagian yang menancap di pantat dicabut
secara perlahan dan bisa keluar sampai ke batang bawah. Jika pori-pori
tertutup, usap-usap dengan air hangat dan coba bagian itu dibuka dengan
bantuan jarum yang disterilkan (dibakar atau diusap alkohol). Bersihkan
dengan air hangat, keringkan. Untuk mempercepat tumbuh bulu, berikan
terapi dengan BirdMolt.
3. Mabung tidak tuntas:
Pertumbuhan bulu baru lambat sehingga tidak bisa mendesak bulu lama.
Burung perlu energi tinggi untuk mabung, tetapi bukan dalam bentuk
karbohidrat. Penambahan pakan
masa mabung yang hanya berupa karbohidrat, hanya membuat burung gemuk
tetapi bulu tidak juga tumbuh. Untuk masa pertumbuhan bulu ini
diperlukan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan
sistin. Sumber mentionin dan sistin bisa diperoleh pada BirdVit dan BirdMolt.
4. Gampang mabung/rontok:
Penyebabnya antara lain (1) Makanan mengandung lemak dan/atau kalori
tinggi sehingga membuka pori-pori kulit; (2) Bulu belum kuat sudah
banyak diadu/ditrek; (3) Selama masa mabung tidak mendapat asupan
nutrisi yang baik, terutama mineral. Untuk masalah asupan mineral, bisa
gunakan Bird Mineral selama masa mabung atau pasca mabung (ketika mulai terlihat tanda rontok padahal baru saja tuntas mabung).
5. Nyekukruk tidak semangat, biasanya dikarenakan cacingan. Atasi dengan AscariStop.
6. Tidak mau nagen atau nampil di lomba:
Penyebabnya adakah adanya gangguan parasit, terutama air sac mite,
yakni tungau kantung udara yang kasat mata. Burung sepertinya tidak
kutuan, tetapi sesungguhnya membawa tungau di kantung udaranya. Hal ini
menyebabkan burung selalu gelisah dan tidak bisa nampil maksimal di
arena lomba. Bisa diatasi dengan penyemnprotan Fresh Aves dibarengi pengolesan BirdFresh.
Tidak nagen bisa juga karena kekurangan tenaga. Coba berikan BirdPower sebelum ditampilkan di latbenaran atau lomba.
7. Turun tangkringan dan gelisah:
Biasanya disebabkan burung masih terlalu muda dan bisa juga burung
tidak fit. Pastikan rawatan harian yang bagus dan bisa gunakan produk
rawatan harian BirdVit.
Add to Cart
0 komentar :
Posting Komentar